Pengingat Hati:
Ada udara sejuk yang mengembalikan ingatanku pada masa-masa beberapa waktu lalu. Ketika Saya sedang asyik mengajar TPA, tiba-tiba anak kecil yang Aku ajar ini sedikit bertingkah nakal. Bacaan iqra' yang dia baca keliru, maka Saya benarkan berkali-kali. Mungkin karena ngambek dengan saya, dia berekspresi kurang menyengkan dan ngambek ngaji. Namanya juga anak-anak. Nah, kalau saya tak salah ingat, saya berkata "nanti saya laporkan pada ibu-mu lho, Dek". Ya itu hanya sekadar kata-kata saja, karena ndak mungkin saya melaporkan kepada ibunya, kan ndak tahu rumah ni Anak, batinku.
"Ibuk-ku udah gak ada", jawab si Anak mungil ini dengan tatapan mantap ke arah ku.
Astaghfirullahal'adzim... ku pandangi wajah anak itu lekat-lekat, beberapa waktu mataku melihat wajahnya semakin seksama, dan dalam. Hatiku trenyuh dan pilu merasakan kata-katanya itu.
Ya Allah, kasihan sekali anak imut ini, sekecil ini sudah ditinggal seorang ibu untuk lebih dulu menghadapMu. Sekecil itu harus kehilangan sosok yang menjaga, melindungi, membuatkan masakan kala kita lapar. Sosok yang penuh kasih kala kita sedang sakit, Ibu selalu mengkhawatirkan kita, mendoakan kesembuhan dan kebaikan untuk kita. Ibu yang senantiasa memenuhi kebutuhan kita, meskipun kebutuhannya sendiri masih kurang. Ibu yang selalu memarahi kita kalau terjatuh dari sepeda atau berlari karena saking sayang dan khawatir akan keselamatan anak-anaknya. Ibu yang senantiasa mengantarkan anak-anaknya berangkat sekolah atau menenangkan kala anak-anaknya merasa takut. Ibu yang senantiasa memberi semangat kala anaknya merasa sedih atau sendiri. Ibu yang menangis bahagia kala melihat anak-anaknya bisa hidup lebih baik daripadanya. Sungguh, saya ndak bisa membayangkan seorang anak kecil yang ini sudah ditinggal ibu.
Si anak kecil ini memiliki seorang kakak perempuan, kakaknya ini juga bertubuh kecil dan ketika ku berjabat tangan/ bersalaman dengannya, tangannya terasa kasar. Saya yakin, kakaknya ini pasti di rumah menjadi pengganti ibu. Melakukan banyak hal yang biasanya dilakukan oleh seorang ibu.
Ya Robb, sungguh kami harus lebih bersyukur akan nikmat yang senantiasa Engkau limpahkan untuk kami. Terimakasih Tuhan-ku, Engkau sungguh Maha Kasih dan Sayang kepada kedua orangtua kami. Jadikanlah kami anak-anak yang mampu membuat orangtua kami bersyukur dan bahagia memiliki kami, anak-anaknya. Mumpung ibu-Bapak kita masih ada, sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada keduanya. Saya juga belajar untuk melakukan yang terbaik untuk kedua orangtua saya. Maafkan kami, duhai Ibu-Bapak, atas khilaf dan salah kami selama ini.
0 komentar